Minggu, 12 Desember 2010

FACEBOOK

Anda pasti sudah sama-sama tahu apa itu Facebook bukan? Ya, Facebook adalah situs jejaring sosial (Social Network) yang diciptakan oleh Mark Zuckerberg. Facebook juga merupaka situs jejaring sosial terbesar pada saat ini. Kali ini saya akan membahas sedikit tentang Facebook. Enjoy!

Sejarah Facebook

Facebook adalah sebuah social networking yang baru saja dirintis pada tahun 2006 oleh seorang mahasiswa Harvard yang bernama Mark Zuckerberg. Mark Elliot Zuckerberg atau Mark Zuckerberg lahir lahir pada 14 Mei 1984 di Dobbs Ferry, Westchester County, New York, Amerika Serikat (AS).

Ide berawal ketika dia bersekolah di Exeter High School, New HampshireSaat itulah dia berkenalan dengan Adam D’Angelo. Zuckerberg lulus dan masuk Harvard University, awalnya membuat program Coursematch yang memungkinkan mahasiswa di kelas yang sama bisa melihat daftar teman-teman sekelas. Proyek selanjutnya membuat facemash.com. Lewat situs ini para pengunjung bisa memberi stempel “keren” atau “jelek” foto seorang siswa, dan membuat Zuckerberg dipanggil oleh Badan Administrasi Universitas Harvard karena dianggap membobol sistem keamanan komputer kampus, melanggar peraturan privasi di internet, dan melanggar hak cipta.

Oleh karena itu ia mebuat Facebook dan diluncurkannya pada tahun 2004. Dalam waktu singkat duapertiga mahasiswa Harvard jadi pengguna Facebook. Teman sekamarnya, Dustin Moskovitz dan Chris Hugh, dberhasil mengembangkan sayap ke Universitas Stanford, Columbia, Yale, Ivy College, dan beberapa sekolah lainnya di wilayah Boston. Dalam waktu singkat, mereka meluncurkan Facebook ke 30 sekolah.
Zuckerberg bersama Moskovitz dan beberapa teman lain pindah ke Palo Alto, California, liburan musim panas 2004 menyewa rumah kecil buat kantor. Oleh karena ingin mengerjakan Facebook dengan serius mereka meninggalkan Harvard. Di kantornya itulah Zuckerberg bertemu Peter Thiel, pendiri Paypal, yang ngasih dana segar sebesar US$ 500.000 ,merupakan investor pertama mereka sehingga mereka bisa pindah ke kantor yang lebih besar di di Universitas Avenue yang dinamai sebagai kantor “Kampus Urban”

Pada 23 Agustus 2005 Zuckerberg membeli domain facebook.com dari Aboutface Corporation senilai US$ 200.000 atau sekitar Rp 1,86 miliar. Pada 2 September 2005, Zuckerberg meluncurkan situs Facebook khusus untuk anak-anak sekolah menengah atas. Hanya dalam waktu 15 hari sejak peluncurannya, sebagian besar sekolah di AS sudah menjadi anggotanya. pada akhir tahun 2005, Facebook telah mencakup sekitar 2.000 kampus dan 25.000 sekolah menengah atas di AS, Kanada, Inggris, Meksiko, Puerto Riko, Australia, Selandia Baru, dan Irlandia.
 
Pada 27 Februari 2006, dia mulai mengizinkan para mahasiswa yang menjadi pengguna situs ini untuk menambahkan siswa-siswa SMA sebagai temannya. BusinessWeek, melansir kabar bahwa Zuckerberg tengah bernegosiasi dengan calon pembeli potensial Facebook. Tapi, akhirnya, dia menolak tawaran yang disebut-sebut bernilai US$ 750 juta atau sekitar Rp 6,97 triliun. Pasalnya, Zuckerberg menganggap harga itu terlalu murah. Saat itu, dia memperkirakan nilai Facebook US$ 2 miliar.
Pada April 2006, investor pertama situs ini, yaitu Peter Thiel, Greylock Partners, dan Meritech Capital Partners, menambah investasi di Facebook dengan menyetorkan dana US$ 25 juta. Facebook pun masuk ke India melalui Institut Teknologi India dan Institut Manajemen India.

Dia juga memberikan fasilitas Facebook Notes. Fitur baru ini merupakan fitur blogging yang memungkinkan pengguna memberikan tagging, memasukkan gambar, dan fitur-fitur lainnya. Selain itu, pengguna bisa mengimpor blog dari situs Xanga, LiveJournal, Blogger, dan situs blogging lainnya. Berkat fitur baru tersebut, pembaca bisa memberikan komentar terhadap tulisan yang dimuat pengguna Facebook. September 2006, Zuckerberg membuka layanan Facebook bagi semua pengguna internet. Namun, langkah ini justru menuai protes dari para pengguna dan pelanggan setianya. Alhasil, dua minggu berselang Facebook terpaksa membenahi layanan baru itu dengan membuka pendaftaran bagi pengguna internet yang mempunyai alamat surat atau e-mail yang jelas.

Peter Thiel, memprediksi pendapatan situs ini pada 2015 nanti bisa mencapai US$ 1 miliar. Nah, pada saat itu, nilai perusahaan pun bakal ikut meroket menjadi sekitar US$ 8 miliar. Ada juga iklan baris gratis di Facebook. Fitur yang diberi nama Facebook Marketplace ini diluncurkan pada 14 Mei 2007. Layanan baru ini pun langsung menjadi pesaing perusahaan-perusahaan online lain. Craigslist yang sudah lebih dulu menempatkan iklan baris di situsnya. Bisnis Zuckerberg pun kian mengalir lancar. Bahkan, Apple rela memperpanjang kerja sama dengan Facebook untuk memajang contoh musik iTunes.

Facebook membeli perusahaan Parakey Inc., dari Blake Ross dan Joe Hewitt, pada Juli 2007. Parakey adalah produsen aplikasi komputer yang mempermudah transfer data berupa tulisan, gambar, dan video ke sebuah situs di internet. Bill Gates, pada Oktober 2007 membeli 1,6% saham Facebook seharga US$ 240 juta. Pasalnya, Zuckerberg tidak berniat menjual semua saham Facebook sekaligus. Alasannya sederhana dan sungguh mulia, dia ingin Facebook tetap independen.

Pada 7 November 2007, situs ini meluncurkan layanan terbaru berupa pemasangan iklan dengan sistem yang disebut Facebook Beacon. Triliuner Hongkong, Li Ka-shing, tertarik untuk menanamkan duit senilai US$ 60 juta di Facebook pada 30 November 2007.

Sekarang jumlah pegawainya sendiri telah mencapai 400 orang. Namun, Facebook adalah perusahaan unik. para eksekutif dan petingginya masih berusia muda, antara 24 tahun-37 tahun. Markas besar Facebook lebih mirip asrama mahasiswa. Para pegawai, yang setiap hari mendapat jatah makan gratis, bekerja sambil melakukan kegiatan favoritnya. Ada yang bermain gitar, bersepeda, main pesawat kontrol, atau bergoyang ditemani musik racikan seorang disc jockey (DJ). Mereka juga tak perlu berpakaian rapi. Celana pendek dan sandal jepit adalah kostum favorit mereka di kantor. Zuckerberg mengaku ogah suasana kantor yang terlalu formal.

Meski sudah mampu menghimpun harta kekayaan hingga US$ 3 miliar atau sekitar Rp 27,9 triliun Zuckerberg tetap tampil apa adanya, seperti pemuda kebanyakan yang menggemari pakaian santai.

Fungsi Facebook

Di tahun 2010 ini, situs yang paling sering dibuka ketika orang sedang menggunakan internet adalah www.facebook.com. Lima puluh persen lebih orang Indonesia telah menggunakan facebook, atau paling tidak memiliki account facebook. Tapi setelah sekian banyak yang menggunakan facebook, apakah anda tahu apa kegunaan facebook? Fungsi dan kegunaan facebookyang paling mendasar adalah untuk mencari dan menjalin pertemanan antara pengguna dunia maya, tetapi seiring berjalannya waktu, facebook bisa di gunakan untuk apa saja seperti contohnya :

  1. Menyambung tali silaturahmi dengan teman dan kerabat anda yang sudah lama tidak berjumpa dengan anda.
  2. Facebook bisa digunakan sebagai alat pencari teman sebanyak-banyaknya tanpa mengenal batasan jarak, ruang, dan waktu.
  3. Facebook juga bisa digunakan untuk ajang bisnis online. Dewasa ini facebook sudah sering digunakan sebagai pengganti website atau forum jual-beli. Menurut saya, facebook memang lebih mudah untuk melakukan kegiatan bisnis dan perdagangan ketimbang website atau forum jual-beli. Mengapa demikian? Karena jika anda menjual barang lewat facebook, caranya sangat sederhana. Anda tinggal menaruh foto barang yang anda akan jual di facebook, lalu anda tag foto tersebut kepada teman-teman anda.
  4. Digunakan untuk chat (mengobrol) dengan teman anda.
  5. Tidak jarang facebook digunakan untuk bermain game dan mengisi waktu luang. Meskipun game facebook tidak seperti game yang sesungguhnya, tetapi game facebook tidak kalah seru dengan game yang sesungguhnya.
  6. Anda juga bisa berekspresi melewati facebook dengan cara memasang foto anda di profil facebook anda, dan menulis status anda sendiri tanpa ada ketentuan-ketentuan yang berlaku.
  7. Akhir-akhir ini saya juga pernah melihat bahwa account facebook sudah bisa digunakan untuk log-in ke situs-situs lain seperti www.scribd.com.
  8.  Tidak menutup kemungkinan bahwa dengan facebook anda dapat menemukan jodoh anda yang selama ini anda cari-cari.

Fitur-fitur Facebook

Facebook adalah sebuah situs jejaring sosial yang paling fenomenal saat ini. Onno W. Purbo, dalam harian Kompas, 8 Februari 2010, di halaman 6 menjelaskan popularitas Facebook di Indonesia sebagai berikut.

Hampir semua provider dan operator telekomunikasi mengakui bahwa 40 – 60 persen trafik internet didominasi oleh Facebook. Data Checkfacebook.com menunjukkan, Indonesia peringkat ke-7 di dunia dengan 12 juta pengguna. Bahkan, Indonesia merupakan negara yang paling banyak menambah pengguna Facebook di dunia dengan lebih dari 700.000 pengguna per minggu! Hal ini dikonfirmasi Alexa (www.alexa.com) yang memeringkat Facebook sebagai situs nomor satu di Indonesia.

Dulu saya memiliki akun di www.friendster.com, tetapi setelah Facebook keluar, saya lambat laun berpindah ke www.facebook.com. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa saya berpindah dari Friendster ke Facebook? Jawabannya sederhana, karena Facebook memiliki fitur-fitur yang lebih menarik daripada Friendster. Fitur-fitur tersebut adalah :

1.       Game. Saya adalah tipe orang yang memiliki banyak waktu senggang dan tidak terlalu sibuk. Facebook mengeluarkan fitur yang bagi saya sangat menarik, yaitu game. Social Network mana yang menawarkan fitur game sebelum www.facebook.com?
2.       Status update. Fitur ini menarik bagi saya, karena melalui fitur ini kita bisa mengekspresikan diri kita melalui kata-kata. Tidak hanya berekspresi, kita juga dapat memberikan informasi tentang segala hal ke siapapun.
3.       News feed. Tidak hanya TV atau radio yang bisa memberikan kita berita, Facebook juga bisa. Tetapi news yang terdapat di Facebook bukanlah news yang ‘sesungguhnya’. News di facebook berisi tentang posting-posting terbaru dari teman-teman anda.
4.       Wall. Wall adalah fitur Facebook yang berfungsi sebagai tempat kita untuk menaruh atau mengepost segala sesuatu.
5.       Events. Fitur ini berfungsi untuk menampilkan daftar event-event yang sedang terjadi serta event-event yang sudah direncanakan. Seperti contohnya Birthday Event. Kita bisa mengetahui siapa saja yang sedang ulang tahun pada hari ini dan siapa saja yang akan berulang tahun pada esok hari.
6.       Messages. Pasti kita sudah sama-sama tahu apa fungsi fitur ini. Fitur ini digunakan untuk mengirim pesan secara pribadi kepada teman kita. Pesan yang kita kirim kepada teman kita tersebut tidak dapat dilihat dari akun Facebook orang lain.
7.       ‘Like’. Fitur ‘Like’ adalah sebuah fitur yang dipergunakan untuk memberikan apresiasi kepada post atau status orang lain. Seperti contoh, jika kita’Like’ status teman kita, berarti kita setuju atau menyukai status teman kita tersebut.
8.       Neat Design. Design Facebook tergolong simpel dan rapih. Tidak seperti pengguna Friendster, pengguna Facebook tidak diberikan wewenang yang berlebihan untuk mengganti background profil, model tulisan, dan border. Memberikan wewenang untuk mengubah hal-hal diatas memang tidak salah, tetapi jika berlebihan maka profil kita akan sulit dilihat dan dibaca.
9.       Privacy Control. Fitur ini memungkinkan kita untuk mengatur konten-konten apa saja yang dapat ditampilkan ke orang lain dan konten-konten apa saja yang dapat orang lain tampilkan ke kita.
10.   Ajax Technology. Ajax Technology adalah sebuah fitur yang bisa meng-update atau me-refresh halaman tersebut secara otomatis tanpa harus menekan tombol F5 (refresh) pada web browser kita.
11.   Facebook Connect. Ini adalah fitur terbaru dari facebook. Fitur ini digunakan jika anda memasang widget facebook connect di blog anda, lalu pengunjung blog anda juga memiliki account Facebook. Mereka dapat bergabung menjadi “fans” dan terdaftar di blog anda tanpa harus sign up dan mengisi profile lagi, cukup mengimpor data mereka dari Facebook.
12.   Facebook Share Bookmarklet. Fitur atau tools ini memungkinkan anda berbagi halaman web yang menarik kepada teman-teman di friendlist anda. Konsepnya mirip seperti social bookmarking. Halaman tersebut di share sebagai posted item dan muncul di News Feed anda, dan dapat dilihat oleh teman teman anda di facebook.

Itu adalah fitur-fitur yang penah saya pergunakan selama saya memakai Facebook. Sebenarnya masih banyak fitur-fitur lain, namun saya belum pernah memakainya atau mungkin saya belum pernah mendengarnya.

Keunggulan Facebook

Facebook merupakan situs jejaring sosial (Social Networking) yang sudah sangat banyak dan sering dipergunakan. Kita pasti sudah tidak asing lagi ketika kita mendengar kata ‘Facebook’. Facebook memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan situs-situs jejaring sosial lainnya. Kelebihan Facebook antara lain :

1.       Memiliki tampilan yang sederhana, simpel, dan mudah dilihat serta dibaca.
2.       Memiliki menu yang cukup lengkap dan mudah dimengerti oleh orang yang sekalipun belum pernah menggunakan Facebook.
3.       Fitur-fiturnya sangat banyak dan memiliki kegunaan yang tidak sia-sia.
4.       Saat kita login Facebook, kita dapat mengetahui teman-teman kita yang sedang online.
5.       Facebook juga bisa digunakan untuk chatting. Situs jejaring sosial yang pertama kali menawarkan fitur chatting adalah Facebook.
6.       Dengan memiliki akun Facebook, kita bisa mendaftar untuk menjadi anggota di website lain.
7.       Pada tahun 2010, Facebook merupakan situs jejaring sosial terbesar di dunia.
8.       Akun anda akan aman karena adanya fitur Privacy Control. Anda bisa mengatur konten-konten pribadi anda disini.
9.       Situs Facebook tidak seper situs-situs jejaring sosial lainnya, yang menampilkan iklan internet atau advertisement secara berlebihan. Anda pasti akan merasa lebih nyaman ketika melihat profil anda di Facebook.
10.   Facebook juga memiliki fitur untuk mengubah bahasa (translate) yang lebih lengkap daripada situs-situs jejaring sosial lainnya. Hampir semua bahasa di seluruh dunia bisa anda pergunakan di Facebook.

Menurut saya, hal-hal diatas membuat situs Facebook lebih diminati serta lebih unggul dari situs-situs jejaring sosial lainnya. Tapi seiring perkembangan zaman, mungkin nanti akan ada yang lebih baik dari situs www.facebook.com. Karena perkembangan informasi dan teknologi tidak akan pernah berhenti.


Kelemahan Facebook

Semua hal pasti memiliki kekurangan, tidak peduli sesempurna apa hal tersebut. Karena sesuatu yang bisa dibilang sempurna hanyalahn Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hal ini, semua situs jejaring sosial pasti memiliki kekurangan.
Meskipun Facebook adalah situs jejaring sosial yang paling favorit dan paling besar saat ini, Facebook masih memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan seperti :

1.       Tampilan Facebook yang rapih, simpel, dan background serta tulisan yang monotone tersebut membuat banyak pengguna Facebook merasa bosan.
2.       Proses signup Facebook yang cukup rumit menyebabkan para user baru (newbie) merasa kebingungan. Step-step pembuatan akun Facebook terlalu rumit dan bertele-tele.
3.       Terlalu banyaknya fitur yang membuat para pengguna baru (newbie) bingung untuk mengetahui kegunaan dari fitur-fitur tersebut.
4.       Chat di Facebook tidak jarang menyebabkan kecepatan internet kita menjadi terbagi dan chat di Facebook juga bisa memperlambat kerja komputer kita.
5.       Banyaknya invite aplikasi yang ditujukan kepada kita.
6.       Tidak sedikit applikasi di Facebook merupakan pishing dan terkadang applikasi tersebut tidak bisa dipakai dan hanya berupa aplikasi tipuan.
7.       Karena adanya Ajax Technology, Facebook sering kali hang. Terkadang jika kita ingin melihat halaman di Facebook, kita tetap harus me-refresh atau me-reload halaman secara manual.
8.       Kebanyakan aplikasi game di Facebook sudah memakai Adobe Flashplayer, yang dimana Adobe Flashplayer ini menyebabkan kita kesal menunggu karena reload halaman sangat lama.

Itu yang menurut saya menjadi kekurangan situs jejaring sosial Facebook dibanding dengan situs jejaring sosial lainnya.

Tips-tips Menggunakan Facebook

Bagi anda pengguna situs jejaring sosial hasil kreasi Mark Zuckerberg. Setelah sekian lama membangun komunitas pertemanan sendiri dan berkutat dengannya apa yang anda rasakan? Apa ada yang merasa terlalu banyak informasi yang masuk pada Facebook anda, dan anda kesulitan untuk memilah-milah informasi mana yang penting dan mana yang tidak, karena terlalu banyak dan seringnya update informasi yang masuk?

Seiring bertambahnya teman dalam daftar akun dan aktifitas yang anda lakukan di sana, masalah seperti di atas sangat mungkin terjadi. Jika tidak segera diatasi hal tersebut dapat mengurangi kenikmatan anda dalam menggunakanFacebook. Dan bagi beberapa orang dapat pula mengganggu aktivitas keseharian atau menyita banyak waktu dan perhatiannya.

Untuk mencegah hal tersebut terjadi mari kita melihat beberapa tips untuk mengembalikan fungsi utama Facebook seperti dulu saat anda pertama kali menggunakannya, yaitu sebagai sarana menjalin pertemanan yang efektif dan efisien.

Berikut adalah beberapa cara untuk membuat Facebook anda terasa nyaman dan terasa seperti Facebook standar yang pernah anda gunakan pada pertama kalinya :


1.        Menyembunyikan Update Aplikasi

Jika Adi adalah sebuah warna, maka warnanya adalah biru. Jika Ana bereinkarnasi, maka dia akan menjadi seekor kucing. Nenek moyang Budi adalah dinosaurus. Pasti anda pernah menemukan quiz kecil-kecilan seperti di atas yang hasilnya akan tampil di setiap akun teman yang ada. Quiz seperti ini sebenarnya sangat menyenangkan, tapi tidak untuk sebagian orang, apalagi kalau ukuran kotaknya yang besar, disertai gambar, dan terlalu sering muncul di dalam daftar update.

Jika merasa terganggu dengan quiz dan aplikasi Facebook lainnya anda dapat dengan mudah menyembunyikannya dari halaman depan Facebook. Caranya arahkan cursor ke kotak update dari aplikasi yang ingin disembunyikan, kemudian klik link Hide yang muncul di pojok kanan atasnya, lalu pilih yang kedua, yaitu Hide …(nama aplikasi).

Atau misalkan teman anda itu sangat rajin mencoba-coba beragam aplikasi Facebook, anda juga bisa memilih pilihan pertama di mana semua aktivitas teman Anda tidak akan muncul sebagai update, tapi tanpa perlu memutuskan hubungan pertemanan. Untuk memunculkan kembali update aplikasi atau aktivitas teman anda, klik Edit Options yang terletak di bagian paling bawah halaman utama.

2.       Menghentikan Aplikasi Yang Tidak Diinginkan Untuk Mengirimkan Pesan ke Anda

Notifikasi yang anda terima dapat mencapai jumlah yang sangat banyak jika tidak dibuka-buka dalam waktu beberapa hari saja. Jika anda menambahkan banyak aplikasi, akan ada puluhan notifikasi yang masuk tiap harinya. Solusi untuk masalah ini sederhana saja, blokade aplikasi yang tidak anda inginkan supaya tidak ada notifikasi yang masuk. Untuk melakukannya buka kotak notifikasi yang ada di pojok kanan bawah, setelah muncul pop-up, klik See All.

Setelah berganti halaman notifikasi, di sebelah kanan ada kotak kecil yang berisi pengaturan notifikasi yang muncul. Hilangkan tanda centang untuk menghilangkan update status/ notifikasi dari aplikasi yang tidak anda inginkan. Sekarang anda pasti akan merasa lega dan tidak pusing lagi.

3.       Memberikan Update Informasi Pada Teman Tertentu Saja

Jangan menambah teman secara sembarangan jika anda tidak ingin kebanjiran banyak update. Alasannya karena semakin banyak teman maka jumlah update informasi dari mereka yang akan anda terima akan semakin banyak, dan anda harus semakin berhati-hati atau selektif untuk berbagi infromasi atau foto melalui Facebook jika tidak ingin menemui masalah privasi. Walaupun teman anda banyak, tapi belum tentu anda mempercayai atau merasa nyaman untuk berbagi cerita/ aktivitas kehidupan anda dengan mereka.

Sebagai alternatif jika anda tetap ingin memiliki daftar teman sebanyak-banyaknya di Facebook tapi tetap terkendali, caranya dengan mengelompokkan teman ke dalam daftar tertentu. Tujuannya agar anda bisa dengan mudah mengelola dan menentukan suatu informasi yang ingin dibagi pada kelompok tertentu dari teman anda. Misalkan ada teman-teman yang anda kelompokkan tersendiri karena tidak terlalu kenal atau dekat, sehingga informasi yang dibagi untuk mereka bisa anda batasi dengan mudah.

Membuat daftar kelompok teman bisa melalui Friends > All Friends laluCreate New List, atau saat anda sedang mengirim ajakan pertemanan atau menerima teman baru melalui Add to list …. Lalu untuk mengatur informasi apa saja yang anda perlihatkan kepada salah satu teman atau daftar kelompok teman tertentu melalui Settings > Privacy Settings > Profile.

4.       Tidak Ada Lagi Permintaan Pertemanan Dari Orang yang Tidak Anda Kenal

Berapapun banyak teman yang anda miliki di Facebook, tetap saja ada orang lain yang tidak anda kenal ingin terdaftar sebagai teman nda. Untuk menghentikan ajakan pertemanan seperti ini berarti anda harus menyembunyikan kemunculan akun anda dari daftar hasil pencarian.

Fitur ini bisa diaktifkan dengan mengakses Settings > Privacy Options. Setelah berada pada halaman tersebut, klik Search dan pilih Only Friends di bagianSearch Visibility. Sekarang akun nda tidak akan pernah ditemukan oleh orang lain melalui mesin cari milik Facebook.

5.       Mencoba Beralih ke Facebook Lite

Fitur baru yang baru diluncurkan pada tanggal 12 Agustus ini merupakan versi ringan atau sederhana dari Facebook. Jika dilihat fitur ini tidak beda jauh dengan layanan micro-blogging Twitter dan memang dibuat untuk dapat berkompetisi dengan Twitter. Karena Facebook Lite didesain sesimpel mungkin jadi anda tidak akan lagi diganggu dengan update informasi tidak berguna dari aplikasi atau quiz tanpa perlu melakukan banyak pembatasan pengaturan seperti di atas.

Sumber :
http://id.shvoong.com/humanities/history/1946922-sejarah-facebook/
http://www.facebook.com/note.php?note_id=152531867252
http://taufikakbar86.blogspot.com/2008/12/kelebihan-dan-kekurangan-facebook-dan.html

Tempat berkumpul

Agora (bahasa Yunani: ἈγοράAgorá) adalah tempat untuk pertemuan terbuka di negara-kota di Yunani Kuno. Pada sejarah Yunani awal, (900–700 SM), orang merdeka dan pemilik tanah yang berstatus sebagai warga negara berkumpul di Agora untuk bermusyawarah dengan raja atau dewan. Di kemudian hari, Agora juga berfungsi sebagai pasar tempat para pedagang menempatkan barang dagangannya di antara pilar-pilar Agora. Dari fungsi ganda ini, muncullah dua kata dalam bahasa Yunani: αγοράζω, agorázō, "aku berbelanja", dan αγορεύω, agoreýō, "aku berbicara di depan umum". Istilah agorafobia digunakan untuk menunjukkan rasa takut terhadap tempat umum.
Forum Romawi merupakan bentuk pertemuan bangsa Romawi yang mengikuti Agora dan kadang-kadang disebut untuk menunjukkan Agora. seiring berkembangnya zaman tempat orang berkumpul berubah menjadi plaza.awalnya dimulai pada tahun 1977 di Crest Bloomsbury, London, meluncurkan dengan nama Discotek 77. Pada tahun 1982, sementara masih di Crest Bloomsbury, ini dinamai BADEM Light & Sound Tampilkan untuk cermin nama asosiasi perdagangan bibit yang telah ditetapkan untuk sektor ini - Asosiasi Produsen Inggris Discotheque Peralatan.Dalam tanggapan atas keragaman tumbuh itu basis keanggotaan, BADEM kemudian berganti nama menjadi Lighting Profesional dan Sound Association (PLASA) dan dengan demikian pada tahun 1984, menunjukkan juga menjadi Cahaya PLASA dan Suara Show.Pada tahun 1985, ia pindah ke Novotel di Hammersmith sebelum tiga tahun kemudian pindah ke Olympia 2, di mana ia tinggal hingga 1992 sebelum pindah ke Mahkamah Earls lebih besar 2.Hal itu membuat bergerak dari Earls Court 2 untuk Earls Court 1 pada tahun 1996 dan pada tahun 2007 membuka pintu kembali ke Earls Court 2 dan - untuk pertama kalinya dalam sejarah acara - diduduki kedua ruang.Untuk sebagian besar sejarahnya, menunjukkan telah dijalankan oleh perusahaan peristiwa eksternal, namun pada tahun 2007, PLASA mengambil manajemen acara di-rumah dan meluncurkan Acara PLASA. nah.. kenapa sekarang berubah fungsinya plaza jadi mall ya??mari kita tengong dulu pengertian mall. mall adalah Sebuah pusat perbelanjaan, pusat perbelanjaan atau daerah perbelanjaan adalah satu atau lebih bangunan membentuk kompleks toko mewakili merchandiser, dengan interkoneksi jalan setapak yang memungkinkan pengunjung untuk dengan mudah berjalan kaki dari unit ke unit, bersama dengan area parkir - versi, indoor modern dari pasar tradisional .Modern mal strip "mobil-ramah" dikembangkan dari tahun 1920, dan pusat perbelanjaan berkorespondensi dengan munculnya hidup di pinggiran kota di banyak bagian Dunia Barat, terutama Amerika Serikat, setelah Perang Dunia II. Dari awal, desain cenderung menghadap ke dalam, dengan mal berikut teori-teori tentang bagaimana pelanggan terbaik bisa tertarik dalam lingkungan yang terkendali. Serupa, konsep mal yang memiliki satu atau lebih "jangkar" atau "besar kotak" toko dirintis awal, dengan toko-toko individu atau jaringan toko skala kecil dimaksudkan untuk manfaat dari pembeli tertarik dengan toko-toko besar.

Kamis, 11 November 2010



Pertambahan jumlah penduduk yang cepat di masa lampau, menyebab­kan saat ini pemerintah menghadapi adanya situasi sulit yang menimpa masyarakat, khususnya pedesaan di Jawa. Hal ini telihat dari kenyataan banyaknya potensi sumberdaya alam menjadi semakin terbatas; berkurangnya pemilikan lahan pertanian;  dan nilai tukar yang semakin buruk antara hasil pertanian dengan hasil industri. Akibat dari keadaan ini terjadi proses pemiskinan sumberdaya manusia, jumlah kelompok miskin menjadi semakin banyak dan bahkan cenderung terjadi pada sebagian besar masyara­kat pedesaan. Proses semacam ini disebut oleh Geertz disebut "involusi pertanian", yang merupakan proses pembagian kemiski­nan. Masyarakat yang terjangkit penyakit involusi inilah yang mewarisi potensi sumberdaya yang kapabilitasnya rendah. Pada umumnya dalam jangka panjang akan menyebabkan para warganya tidak memiliki kemampuan untuk melihat jauh ke depan, tidak memiliki keberanian menanggung resiko, kurang memiliki inisia­tif, kurang memiliki kemampuan melihat potensi/peluang yang ada, buta informasi dan akhirnya dapat menjurus menjadi fatalis.
Proses pengentasan masyarakat dari fenomena involusi pertani­an akan berhasil apabila terjadi pendinamisan masyarakat secara keseluruhan. Disamping itu pola adaptasi baru akan dapat dilalui masyarkat apabila tidak ada perintang yang dapat menghambat terjadinya perkembangan tersebut. Hal ini hanya dapat dilakukan apabila ada intervensi pemerintah secara langsung dan cukup intense, yang ditujukan untuk pengentasan kemiskinan dengan jalan pembangunan yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan dasar.
Dalam rangka program pengentasan kemiskinan telah dirancang berbagai program pembinaan sumberdaya manusia dan sekaligus memperbaiki tingkat kesejahteraannya. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memeratakan akses seluruh masyarakat terhadap proses pembangunan dan hasil-hasilnya. Selain itu perlu adanya perhatian khusus terhadap kelompok masyarakat miskin yang relatif tertinggal dan belum beruntung dibandingkan dengan kelompok lainnya. Penanganan kemiskinan pada prinsip­nya merupakan pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi sumberdaya alam yang tidak menguntungkan dan  rendah­nya akses kelompok masyarakat miskin terhadap peluang- pel­uang yang tersedia.
Oleh karena itu upaya pengentasan yang  harus diarahkan pada:
(a).  Meningkatkan kualitas dan kemampuan sumberdaya manusia, melalui jalur pelayanan pendidikan (transfer IPTEK), pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi.
(b).  Mengembangkan tingkat partisipasi penduduk miskin secara sinergis untuk membentuk kelompok sehingga mempunyai posisi tawar yang lebih kuat dalam bernegosiasi dengan pihak lain
(c).  Mengembangkan dan membuka usaha produk­tif yang dapat diakses oleh kelompok masyarakat miskin secara berkelanjutan.
(d).  Memperbesar akses masyarakat miskin dalam penguasaan faktor p faktor produksi.
(e). Pemihakan kebijakan publik yang mampu mendorong peningkatan daya beli masyarakat miskin
           
Dengan mengacu kepada lima arah tersebut maka bantuan program pembangunan harus diberikan dalam bentuk kegiatan yang dapat meningkatkan penghasilan, kemampuan berusaha, upaya meringankan beban hidup masyarakat, pemenuhan prasarana dasar sosial, pembe­rian modal kerja melalui kelompok swadaya masyarakat (KSM) untuk dapat digulirkan lebih lanjut dan pembangunan /rehabilitasi sarana  dan  prasarana fisik yang menunjang kegiatan produktif, pemasaran hasil produksi pedesaan, dan perbaikan mutu lingkungan pemukiman hidup.
Usaha lain yang sedang dirancang Pemerintah pada awal PJPT II, yakni melalui konsep Program bantuan khusus untuk wilayah dengan kelompok masyarakat miskin yang cukup besar.  Usaha Pemerintah pada kenyataannya masih menghadapi permasalahan, yakni (a) Kurangnya data aktual untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi kelompok miskin ; (b) belum diketahuinya proyek- proyek yang dibutuhkan untuk kelompok masyarakat miskin; (c) belum diketahuinya katagori kelompok sasaran yang relevan dengan jenis proyek yang akan diintroduksikan.

 Beberapa Permasalahan
"Kemiskinan dapat dirumuskan sebagai keadaan dari masyarakat yang hidup serba kekurangan, yang terjadi bukan karena dike­hendaki oleh mereka."
Keadaan sosial ekonomi masyarakat miskin di wilayah pedesaan masih ditandai oleh pertambahan penduduk yang cukup pesat, dan sebagian terbesar masih tergantung pada sektor pertanian dan sektor-sektor tradisional.  Dalam situasi seperti ini tekanan terhadap sumberdaya lahan semakin besar dan rata-rata penguasaan aset lahan setiap rumah tangga semakin minim, bahkan banyak rumahtangga yang tidak memiliki lahan garapan. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi dampak keterbatasan lahan pertanian tersebut, baik melalui program intensifikasi pertanian, transmigrasi, maupun pengem­bangan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha dalam sektor non-pertanian di pedesaan.  Sementara itu sejumlah penduduk pedesaan mengambil jalan pintas untuk menolong dirinya sen­diri melalui urbanisasi ke kota.  Penduduk yang tetap tinggal di desa harus bersedia hidup dalam situasi subsistensi dan involutif. 
Beberapa permasalahan epenting adalah sbb:
(1). Seseorang termasuk miskin kalau tingkat pendapatannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum yang a.l. meliputi pangan, sandang, perumahan, pendidikan  dan kesehatan. Hal ini dapat disebabkan oleh terlalu besarnya jumlah anggota keluarga atau karena rendahnya produktivitas atau kombinasi keduanya.  Rendahnya produktivitas tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti mengangggur atau setengah menganggur, rendahnya pendidikan dan terbatasnya ketrampilan, atau rendahnya tingkat kesehatan dan gizi.  Hal yang memprihatinkan ialah bahwa kemiskinan tersebut dapat "menurun" kepada generasi berikutnya.
(2). Upaya untuk mengurangi jumlah penduduk miskin lebih lanjut akan semakin sulit karena penduduk miskin  yang tersi­sa adalah  yang peling rendah kemampuannya untuk dapat meno­long diri, semakin terpusat di kantong- kantong kemiskinan dan semakin sulit jangkauannya.  Kebijaksanaan yang berlaku umum kana semakin tidak efektif dan peran utamanya harus digantikan dengan kebijaksanaan khusus  yang langsung dituju­kan kepada dan untuk orang miskin.  Harus dapat dikembangkan strategi yang diarahkan  secara khusus kepada wilayah dan kelompok miskin. Untuk itu pertama-taha harus diketahui  sumber penyebab  kemiskinan, bersifat struktural atau kultur­al, atau karena kondisi lingkungan fisik. Langkah selanjutnya adalah merumuskan  program khusus untuk mengatasi penyebab kemiskinan tersebut.
(3). Pemantauan profil penduduk miskin telah mulai dilakukan, dan telah diperoleh gambaran mengenai persebaran penduduk miskin yang dapat digunakan untuk merumuskan  kebijaksanaan pengentasan kemiskinan.  Profil rumahtangga  dan wilayah miskin yang ada pada kita mengindikasikan bahwa  penanggulan­gan  kemiskinan di pedesaan dan perkotaan, perlu dibedakan  jenis programnya, kegiatan dan bentuk bantuan yang akan dilak­sanakan.  Hal ini menegaskan bahwa program penang gulangan kemiskinan perlu sesuai dengan kondisi masing-masing daerah.
(4). Keberhasilan dan efektivitas program  penanggulangan kemiskinan  dalam menjangkau orang miskin ditentukan oleh  keterpaduan dalam  peren canaan dan pelaksanaan berbagai program anti kemiskinan.  Program penanggulangan kemiskinan harus berisi pedoman-pedoman umum peningkatan perhatian  kepada masalah- masalah  kemiskinan.  Pedoman tersebut pada dasarnya berisi:
(a). Peningkatan dan penyempurnaan  program-program pembangu­nan  pedesaan yang telah  ada baik yang bersifat sektoral maupun regional termasuk program Inpres dan swadaya masyara­kat,
(b).  Peningkatan desentralisasi dan otonomi dalam pengambilan keputusan,
(c).  Peningkatan peran serta masyarakat secara aktif dengan pendampingan yang efektif.

(5). Pada hakekatnya masalah kemiskinan tidak terlepas dari masalah yang lebih besar, yaitu masalah ketimpangan antar wilayah dan antar golongan penduduk.  Masalah ketimpangan ini sangat rumit dan hanya dapat diatasi secara bertahap berke­sinbambungan. Ketimpangan sosial, yang melibatkan berbagai lapisan masyarakayt merupakan masalah yang mendesak.  Kesem­patan yang  terbuka oleh berbagai kegiatan pembangunan telah dapat dimanfaatkan  secara lebih baik oleh sekelompok  masya­rakat dibandingkan dengan  masyarakat lainnya.  Prakarsa perorangan seperti ini telah mengem bangkan  kelas pengusaha  nasional yang  selama ini telah menyum bang kepada  pertumbu­han ekonomi dan penyediaan  lapangan kerja  khususnya di sektor industri. 

Faktor Penyebab Kemiskinan
Beberapa hal yang diperkirakan menjadi penyebab kemiskinan di pedesaan adalah:

(1). Permasalahan rendahnya Kapabilitas dan Ketersediaan Sumber daya Alam bagi proses produksi primer. Rendahnya kqalitas sumberdaya lahan megakibatkan tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani produsen, akibat selan­jutnya ialah proses produksi kurang efisien dan harga jual produk yang relatif tinggi dibandingkan dengna produk sejenis dari tempat lain.
(2).  Permasalahan tata nilai (etos).   
Kemiskinan yang telah berjalan dalam dimensi ruang dan waktu yang luas dan lama, dan telah mewarnai pengalaman kesejarahan berjuta penduduk, ternyata telah menyebabkan kemiskinan diterima sebagai bagian yang sah dari kehidupan dan mewarnai sistem nilai dan struktur sosial masyarakat. Kemiskinan diterima sebagai keniscayaan yang tidak perlu dipermasalahkan lagi.  Setiap usaha mengentas kemiskinan menjadi pekerjaan yang tidak mudah dan bahkan dipandang aneh dan mungkin dianggap "asosial".  Dalam situasi budaya seperti ini maka gejala kemiskin an tidak cukup kalau hanya dievaluasi sebagai fungsi dari keterbatasan peker­jaan, pendapatan, pendidikan, dan kesehatan saja, tetapi juga harus diperhatikan adanya fakta bahwa mereka juga "miskin" terhadap makna kemiskinan itu sendiri.
(3). Keterbatasan penguasaan faktor produksi pertanian, khususnya la han usaha.  Sejumlah besar rumah tangga petani tidak memi-liki lahan garapan (sawah) atau hanya menguasai lahan sangat sempit (kurang dari 0,05ha).
(4). Surplus tenagakerja pedesaan dengan ketrampilan teknis dan manajemen yang terbatas, karena keterbatasan berlatih (bukan keterbatasan pendidikan).  Sebagian besar tenaga­kerja (penduduk usia produktif) sedang  menganggur dalam berbagai tingkat pengangguran.
(5). Keterbatasan lapangan kerja dan lapangan usaha di sektor pertanian, baik akibat keterbatasan  lahan pertanian  maupun sebagai akibat "keterlemparan" akibat masuknya input pertanian modern. Sementara itu lapangan pekerjaan non pertanian belum cukup ditunjang oleh tradisi bisnis desa. Walaupun tenagakerja paling banyak di sektor perta­nian (50- 60%), namun hampir separuh (40-45%) dari pekerja ini bekerja pada keluarga sendiri yang tidak dibayar.
(6). Keterbatasan alternatif pilihan teknologi budidaya untuk komoditi pertanian yang ekonomis, teknologi pasca panen dan pengolahan hasil, serta teknologi non pertanian. Kelompok masyarakat miskin di desa  tidak mempunyai akses yang memadai untuk  menentukan alternatif usaha tanaman dan agro-teknologinya, sehingga produktivitas marginalnya sangat rendah.  Perkem-bangan lapangan kerja non pertanian juga belum didukung oleh teknologi tepat guna yang mema­dai, atau masih bersifat kecil-kecilan dan sederhana sekali.
(7). Keterbatasan informasi, pembinaan, fasilitas permodalan, proteksi usaha dan kesempatan (opportunity), suatu lingka­ran yang lazim dalam bisnis modern.  Hampir dalam setiap kegiatannya mereka harus melakukan secara swakarsa dan bersedia untuk harus puas dengan  apa yang menjadi milik­nya saja, tanpa keinginan untuk lebih dari apa yang mung­kin.  Sementara itu faktor produksi unggulan tersebut dikuasai oleh sektor perkotaan industrial, terutama dalam wujud informasi, teknologi dan fasilitas per-kreditan.
(8). Nilai tukar perdagangan (term of trade) barang produk pedesaan lebih rendah terhadap barang produk perkotaan atau sektor modern. Hal ini mengakibatkan warga desa  kurang memperoleh surplus yang berarti, hampir dalam semua lapangan pekerjaan yang dilakukan, sehingga tidak memung­kinkan melakukan akumulasi kapital.  Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai tukar pdtani.
(9). Terbatasnya volume uang yang beredar di pedesaan, hal ini merupakan dampak dari produktivitas marjinal yang sangat rendah atau nol dan keterbatasan  fasilitas kredit resmi yang masuk ke desa.  Sebagian besar penduduk di pedesaan miskin  jika memer lukan kredit untuk tambahan modal akan mencari pada saluran kredit atau lembaga keuangan non- formal. 
(10). Kebijakan pemerintah yang lebih menitik beratkan pada laju pertumbuhan ekonomi, ternyata berdampak negatif terhadap kelompok masyarakat miskin.  Demikian juga kebijakan pertanian  yang dititikberatkan kepada swasembada pangan nasional dan kurang mengacu kepada pemenuhan konsumsi pedesaan telah menyebabkan  sektor pedesaan/pertanian hanya berfungsi seba-gai penyangga stabilitas ekonomi nasional,  dengan keterbatasan akses untuk menentukan pilihan ekonomis.
(11). Belum berfungsinya kelembagaan swadaya masyarakat di pede saan yang mampu menampung prakarsa, peran-serta dan swa­daya masyarakat untuk mengentas diri sendiri.  Kelembagaan yang ada masih kurang fungsional dan/atau tingkat swadaya rendah. 
(12).  Rendahnya tingkat kesejahteraan rumah tangga miskin yang pada kenyataannya sangat berhubungan erat dengan (1). Masalah pendapatan yang diperoleh, (2). Masalah Gizi dan pangan, (3). Masalah kesehatan, (4). Masalah kematian, (5). Masalah lingkungan pemukiman, (6). Masalah Pendidi­kan, (7). Masalah penguasaan IPTEK/Ketrampilan, (8). Masalah pemilikan lahan, (9). Masalah Kesempatan kerja, dan (10). Masalah prasarana/sarana kebutuhan dasar.

Pada kenyataannya masalah-masalah tersebut di atas dapat dike- lompokkan menjadi tiga golongan, yaitu (1) masalah-masalah sistem nilai (etos) dan kelembagaan infrastruktur, (2) masalah- masalah struktural, khususnya keterbatasan penguasaan sumberdaya dan faktor produksi pertanian, serta kelimpahan tenagakerja; dan (3) masalah-masalah kebijakan dan pendekatan model pembangunan. Fenomena kemiskinan buatan (atau pengaruh) lingkungan alam berpangkal dari sumberdaya alam yang gersang, misalnya tak mencukupi dalam mendukung hidup sejumlah penduduk yang bertambah dan hidup dari alam itu. Sedangkan fenomena kemiskinan buatan manusia (masyarakat sendiri), disebabkan oleh lingkungan sosial ekonomi dan budaya.  Ada struktur kemiskinan yang menjadikan sebagian orang miskin (lapisan bawah) sedang sebagian lain (lapisan atas) serba cukup, bahkan kaya, serba kuasa, mampu mengembangkan kekayaan yang sebagian berasal dari upaya nafkah golongan miskin.  Ada juga fihak yang mengalihkan perhatian pada "budaya miskin" (miskin karena malas atau berciri negatif lain: fatalistik, cepat menyerah kalah).  Sebaliknya golongan kaya mempunyai motivasi kuat dan sifat-sifat terpuji (positif) lainnya dan mencapai kesejahte­raan tinggi.  Dua pencirian itu dikontraskan dan dipisahkan satu dari yang lain.  Tergantung dari sisi mana pendekatan orang, upaya orang luar dalam membantu mengatasinya menunjuk­kan corak yang berbeda-beda.


Profil Wilayah dan Masyarakat Miskin

Profil Wilayah
Lima faktor yang dianggap berkaitan langsung dengan fenomena kemiskinan wilayah pedesaan, yaitu (a) kapabilitas sumberdaya lahan yang rendah, (b) lokasi yang terisolir dan/atau terba­tasnya sarana dan prasarana fisik, (c) keterbatasan pengua­saan modal dan teknologi, (d) lemahnya kemampuan kelembagaan (formal dan non-formal) penunjang pembangunan di tingkat pedesaan, dan (e) masih rendahnya akses sosial masyarakat terhadap peluang-peluang "bisnis" yang ada.

Lokasi
Lokasi desa miskin pada umumnya jauh dari pusat-pusat pela­yanan "Kota Kecamatan".  Keterbatasan sarana dan prasarana perhubungan, area yang luas, dan kondisi bentang lahan dengan topografi "berat" mengakibatkan transfer informasi, materi dan moneter antara desa dengan pusat pelayanan formal menjadi sangat terbatas. Pada umumnya transportasi antar desa dalam wilayah kecamatan masih sangat terbatas.

a. Keadaan Agroekologi
Rataan curah hujan tahunan di wilayah miskin umumnya berkisar antara 1000 - 2000 mm, dengan suhu rata-rata berkisar 22oC - 26oC. Gambaran umum neraca lengas lahan dan lamanya musim pertumbuhan selama setahun dicirikan oleh defisit lengas selama 3-5 bulan. Jenis tanah yang dominan adalah, mediteran , kambisol dan litosol  dengan teskstur liat hingga lempung . Tingkat kesuburan tanahnya beragam dari rendah (litosol) hingga tinggi (Kambisol dan Mediteran). Kondisi bentang lahan di wilayah pedesaan miskin dicirikan oleh bentuk lahan bergelombang dan berbukit (rata-rata 60-80% dari total luas wilayah) , dan sisa­nya merupakan lahan berombak hingga datar.  Daerah datar hingga berombak dikelola penduduk sebagai  lahan pertanian tanaman pangan (sawah tadah hujan dan tegalan), sedangkan kebun campuran umumnya berlokasi di daerah bergelombang hingga berbukit.

b. Penggunaan Lahan dan Sistem Produksi Pertanian
Penggunaan lahan pertanian didominasi oleh lahan kering tadah hujan. Sistem pertanian lahan kering merupakan penggunaan terluas  (60-80%) yang dikelolah oleh penduduk setempat, berupa tegalan dengan tanaman palawija dan kebun campuran dengan aneka tanaman tahunan. Ikhtisar umum tentang pola penggunaan lahan sekarang dicirikan oleh domonasi luas lahan kering, lahan ini dikelola sebagai tegalan, kebun campuran, pekarangan, dan hutan/agroforestry. Faktor pembatas yang dihadapi adalah defisit lengas selama 3-5 bulan selama musim kemarau, sehingga membatasi pilihan pola tanam. Sistem produksi tanaman pangan pada lahan kering (tegal) merupakan sistem tata guna lahan yang utama, namun produktivitasnya sangat rendah. Demikian juga lahan persa­wahan mempunyai produktifitas padi yang relatif rendah: 1,5 - < 5 ton/ha. Kendala yang diperkirakan ada adalah kualitas tanah, ketersediaan air, dan/atau pengelolaannya. Kalender penanaman ditandai oleh polatanam dengan tanaman jagung, ubikayu. Jarak tanaman yang terlalu lebar, varitas lokal dan adanya persaingan antara tanaman-tanaman ini (untuk memperoleh unsur hara dan air), dan gulma diduga menjadi sebab produktivitas pola tanam tersebut rendah.
Ikhtisar tataguna lahan menunjukkan rendahnya produktivi­tas lahan kering serta pekarangan dan kecilnya peran pohon buah- buahan dalam sistem usahatani. Tanaman pohgon buah-buahan tropis mempunyai peluang cukup baik untuk intensifikasi lahan pekaran­gan. Pemilihan jenis-jenis tanaman buah-buahan yang sesuai secara agroekologi hendaknya berdasarkan pada kreteria : (i) potensi pasar, (ii) produktivitas dan umur ekonomis, (iii) potensi untuk teknologi pengolahan buah-buahan, (iv) hubungannya dengan komoditi-komoditi lain, dan (v) pemillikan oleh petani.                  
Sapi potong/kerja biasanya dipelihara untuk membantu menggarap lahan, dan/atau digemukkan untuk menghasilkan daging. Hijauan makanan ternak terdiri dari sisa-sisa panen , rumput- rumputan dan daun-daunan setempat yang mutunya beragam . Akhir- akhir ini ada beberapa petani yang mulai menanam rumput gajah. Pada musim kemarau para petani menjual sebagian kambing-kambing atau sapi-sapi mereka dan membeli bibit ternak pada awal musim hujan. Gambaran kalender kebutuhan akan hijauan makanan ternak musiman di lahan kering dicirikan oleh kurangnya pakan di musim kemarau selama 3-4 bulan. "Ayam kampung" merupakan jenis unggas tradisional yang memberikan sumbangan pendapatan rumahtangga secara kontinyu. Di beberapa lokasi pengelolaan ayam kampung dilakukan dengan sistem kandang bersama yang dikelola oleh kelompok swa­daya masyarakat.

c. Sumberdaya Hutan dan Air
Sumberdaya hutan di sekitar kawasan pemukiman pedesaan memberikan sumbangan yang cukup "berarti" bagi masyarakat di sekitarnya. Hasil hutan yang lazim dimanfaatkan penduduk adalah kayu bakar, hijauan pakan, dedaunan, dan rotan. Di beberapa lokasi intervensi masyarakat terhadap kawasan hutan telah me­lampaui batas yang diperbolehkan, sehingga diperlukan strategi khusus untuk mengarahkannya. Program penghijauan di banyak lokasi belum mampu menggalang partisipasi masyarakat secara epenuh, sehingga tingkat keberhasilannxa belum memuaskan .
Air yang dapat dimanfaatkan adalah air hujan, air permukaan (mata air, sungai, danau), dan air bawah tanah (groundwater). Surplus air hujan yang terjadi selama 3-5 bulan pada musim penghujan belum dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian.  Surplus air hujan ini sebagian besar menjadi run- off karena kapasitas infiltrasi tanah umumnya agak rendah dan kemiringan lahan umumnya lebih dari 15%.  Tindakan untuk menahan dan menam­pung surplus air hujan ini di tempat jatuhnya dipandang mempun­yai peluang yang cukup baik untuk memperbaiki tata air.

d. Demografi dan Kependudukan
Sistem pendidikan masyarakat di wilayah pedesaan miskin secara fungsional dilayani oleh berbagai kelembagaan pendidikan formal dan nonformal. Peranan lembaga non-formal tampaknya cukup besar dan mempunyai peluang untuk dikembangkan lebih jauh untuk dapat lebih mendukung program-program pembangunan masyarakat desa.
Sebagian besar masyarakat mempunyai mata pencaharian dalam sektor pertanian tanaman pangan (70-80%), sedangkan lainnya dalam sektor-sektor perkebunan, peternakan, industri/pengrajin, buruh-buruh, perdagangan dan jasa-jasa lainnya seperti jasa angkutan. Angkatan kerja (terutama angkatan muda) di seba­gian besar wilayah pedesaan tidak semuanya tertampung dalam lapangan kerja di pedesaan, sebagian bekerja sebagai buruh bangunan atau bidang jasa lain  di luar wilayah kecamatan.
Persepsi, sikap, dan motivasi masyarakat pedesaan untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik pada umumnya sudah benar.  Hal ini tercermin dalam etos kerja masyarakat pedesaan "yang tidak mengenal lelah" dalam mengelola sumberdaya alam yang dikuasai untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

e. Penguasaan Modal dan Teknologi
Umumnya penguasaan masyarakat pedesaan terhadap modal dan teknologi sangat terbatas.  Meka­nisme akumulasi modal hanya bertumpu kepada hasil produksi pertaniannya yang relatif rendah, akses terhadap fasilitas modal formal sangat terbatas atau bahkan tidak ada.  Teknologi yang dikuasai berasal dari "warisan orang tua", sedangkan kegiatan transfer teknologi melalui agensi-agensi formal masih sangat terbatas.  Peranan kelembagaan non-formal dan tokoh panutan non-formal lebih berperanan dibandingkan dengan kelembagaan formal.
Kurangnya kegiatan-kegiatan/fasilitas lapangan kerja di luar bidang pertanian primer tampaknya berkaitan erat dengan keterbatasan penguasaan modal dan teknologi oleh penduduk dan kurangnya informasi pasar di luar daerah. Program-program pelat­ihan ketrampilan dan kredit formal selama ini masih belum mampu menjangkau kelo mpok masyarakat miskin di pedesaan . Program kredit formal yang ada selama ini kurang menarik di kalangan mereka, karena penyaluran kredit tersebut harus melibatkan prosedur yang dianggap cukup rumit.

f. Kelembagaan Penunjang
Kelembagaan formal penunjang pembangunan yang ada di pede saan umumnya belum mampu berkiprah secara memadai, berbagai kendala dan keterbatasan senantiasa dihadapi oleh kelembagaan formal untuk dapat menggalang partisipasi masyarakat pedesaan.  Pada umumnya lembaga non-formal, seperti kelompok arisan, kelom­pok pengajian dan pondok-pesantren (dengan Kyai panutannya) lebih mampu menggalang partisipasi dan keswadayaan masyarakat pedesaan. Sarana dan prasarana transportasi di wilayah pedesaan umumnya sangat terbatas, terutama untuk melayani hubungan antar desa, demikian juga hubungan dengan pusat kecamatan .  Sedangkan hubungan antara pusat kecamatan dengan pusat kota kabupaten umumnya telah memadai. 
Kelembagaan sosial-ekonomi formal di pedesaan umumnya belum dapat menjangkau kepentingan kelompok masyarakat miskin, karena adanya berbagai persyaratan birokrasi dan agunan yang rumit.  Hal ini mendorong berkembangnya berbagai bentuk kelemba­gaan non-formal di kalangan masyarakat dengan tokoh panutannya masing-masing. Lembaga keuangan pedesaan non-formal (pelepas uang, pedagang) umumnya lebih mampu menjangkau kelompok masyara­kat miskin dengan berbagai kemudahan pelayanannya, meskipun sesungguhnya dibarengi dengan "tingkat bunga yang sangat tinggi".

Gambaran mengenai orang miskin

(1). Rumahtangga miskin mempunyai keragaman kondisi individu dan lingkungannya yang sangat besar; baik ragam kondisi dan lokasi tempat tinggalnya, ragai pekerjaannya, ragam tingkat kemiskinan nya, faktor-faktor penyebab kemiskinan­nya, maupun ragam keinginan maupun upaya-upaya yang dilak­ukannya untuk meng-atasi kemiskinan.  Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk mengidentifik­asi dan menemukenali orang miskin dan keluarganya di pedesaan. 
(2). Umur dan pendidikan kepala rumahtangga miskin (KRTM). Sebagian besar (90-95 persen) KRTM menammatkan sekolah dasar, hal ini berarti mereka bekerja adalah pekerja yang tidak mempunyai keakhlian (unskilled-labourers); dan yang tidak pernah sekolah adalah 30-40 persen dari seluruh KRTM. Sekitar 0.1 persen dari KRTM yang tammat Akademi/Universitas adalah termasuk kelompok miskin. Hampir 40 persen dari KRTM telah berumur lebih dari 50 tahun, dalam umur manula ini barangkali sangat sedikit diharapkan tenaga­kerjanya untuk dapat bekerja dengan baik untuk meningkatkan pendapatannya.
(3). Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan KRTM:
a.  Sebagian besar (65 persen) dari status usaha dari KRTM adalah sektor non-formal. Di pedesaan sebagian besar bekerja di lapangan usaha sektor pertanian sedangkan di kota bekerja di sektor perdagangan.
b.  Sejumlah 2.5 persen tidak bekerja sama sekali, walaupun mereka tidak bekerja dan mereka ini tidak berusaha mencari kerja. Kemungkinan pendapatan yang mereka butuhkan berasal dari anggo­ta keluarga yang bekerja. Dalam situasi demikian akan sulit bagi Pemerintah untuk membantu KRTM untuk menambah pendapatannya; atau sasarannya bukan KRTM tetapi anggota keluarganya.

(4). Kondisi Geo-fisik  wilayah pedesaan miskin dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu zone pegunungan vulkanis yang subur, zone pengunungan kapur dengan kapabilitas lahan yang rendah; dan zone pesisir-pantai. Jumlah KRTM miskin secara persentase yang terbesar berada di zone pesisir-pantai.
(5). Indikator yang  cukup  obyektif  untuk  dapat digunakan menemukan keluarga miskin secara visual adalah kondisi fisik rumah tempat tinggalnya. Empat parameter utama yang dapat digunakan secara hierarkhis adalah jenis lanpai dan luasnya, jenis lampu penerangan di dalam rumah, dan jenis dinding; sedangkan parameter penunjang yang dapat digunakan adalah luas pekarangan dan sumber air minum untuk memenuhi kebutuha keluarea sehari-hari. 
a.  Rumah tangga miskin di pedesaan Jawa Timur umumnya dicirikan oleh rumah tempat tinggal yang lantainya berupa tanah dipadatkan seluas 40-50 m2, lampu penerangan di dalam rumahnya adalah "sentir", dan dindijg rumahnya terbuat dari anyaman bambu (gedek). 
b.  Indikator penunjangnya adalah sumber air minum dari mata air atau sungai, dan luas pekarangannya 500 - 1000 m2 di sekeliling rumah.  Informasi mengenai parameter-parameter tersebut dapat diperoleh dari catatan `i kantor desa, pamong desa (Kadus, ketua RW atau ketua RT), key informans karang taruna, atau dengan observasi langsung di lapangan.

Pendekatan Pemberdayaan

A. Kebijakan Pembangunan

(1). Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang ditandai oleh pengangguran dan keterbelakangan yang kemudian meningkat menjadi kesenjangan dan ketimpangan.  Masyarakat miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada peluang dan kegiatan ekonomi sehingga semakin tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang mempunyai poten­si lebih tinggi dan akses yang lebih baik.  Keadaan kemiski­nan umumnya diukur dengan tingkat pendapatan, dan pada dasar­nya dapat dibedakan dalam kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. 
(2). Upaya untuk mengurangi jumlah penduduk miskin melalui program pembangunan yang telah dilaksanakan dalam bentuk program pembangunan sektoral, regional, dan khusus, baik secara langsung maupoun tidak lanbgsung dirancang untuk turut memecahkan tiga masalah utama pembangunan, yakni penganggu­ran, ketimpangan distribusi pendapatan dan kemiskinan. 
(3). Program Sektoral umumnya berorientais pada peningkatan produksi dan produktivitas, dan pembangunan prasarana dan sarana fisik yang secara lasngsung menunjukkan pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, perumahan, pendidi­kan dan kesehatan. Program pembangunan regional diarahkan pada pengembangan potensi dan kemampuan sumberdaya manusia dan prasarana dasar yang ada di daerah, khususnya daerah pedesaan sehingga swadaya dan kreativitas masyarakat dapat ditingkatkan. 
(4). Program pembangunan yang dilaksanakan dalam PJP II diharapkan akan benar-benar dapat mengurangi jumlah penduduk miskin.  Namun disadari pula bahwa upaya ini tidak mudah karena penduduk miskin yang tersisa dewasa ini adalah yang terendah kemampuannya dan semakin terkonsentrasi di kantong- kantong kemiskinan, mereka terperangkap oleh keterisolasian dan keter belakangan, yang hanya dapat ditembus dengan upaya khusus diselenggarakan untuk mengatasinya.
(5). Upaya tersebut tertuang dalam tiga arah kebijaksanaan:
(a).  Kebijaksanaan tidak langsung yang diarahkan pada pencip­taan kondisi yang menjamin kelangsungan setiap upaya penang gulangan kemiskinan,
(b). Kebijaksanaan yang langsung ditujukan kepada masyarakat miskin
(c).  Kebijaksanaan khusus yang dimaksudkan untuk mempersiapkan penduduk miskin tersebut sendiri dan aparat yang bertanggung jawab langsung terhadap kelancaran program, dan sekaligus memacu dan memperluas upaya untuk menanggulangi kemiskinan.

(6). Tekanan paling utama dari kebijaksanaan yang langsung ditujukan kepada masyarakat miskin harus diletakkan pada perbahkan pelakunya terutama menyangkut pemenuhan kebutuhan dasarnya dan pengembangan kegiatan ekonominya.  Dalam rangka itu pula, pelayanan bagi orang jompo, penderita cacat, yatim piatu, dan kelompok masyarakat lain yang memerlukan merupakan bagian tak terpidsahkan dari upaya menanggulangi kemiskinan. Program ini harus dilaksanakan secara selektif dan terarah dengan memperhitungkan eketersediaan sumberdaya.  Langkah yang diperlukan adalah meningkatkan efek tivitas, efisiensi dan jangkauan program tersebut.  Searah dengan itu pengemban­gan sistem jaminan sosial secara bertahap perlu terus diting­katkan. 
(7). Program-program pembangunan sektoral yang secara tajam diarahkan pada masyarakat miskin dapat dipandang sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar, a.l. pangan, sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan.  Untuk dapat merencana­kan program pembangunan sektoral yang akurat diperlukan suatu metoda penentuan kelompok sasaran yang mapan.  Sehubungan dengan itu pengembangan informasi dasar yang terkait dengan profil penduduk miskin dan wilayah miskin harus dapat diguna­kan sebagai dasar bagi penentuan kelompok sasaran secara tepat dan terarah.
(8). Pihak yang mengetahui secara persis permasalahan dan lokasi kantong-kantong kemiskinan di daerah adalah aparat setempat. Semakin dekat pelaksanaan proyek dan kegiatan dengan kelompok sasaran diperkirakan akan semakin efektif. Oleh sebab itu pendelegasian wewenang atau desentra­lisasi dalam perencanaan,dan pelaksanaan harus menjadi tanggung jawab bersama dari segenap pelaku ekonomi dan masya­rkat secara keseluruhannya.  dalam rangka itulah upaya penanggulangan kemiskinan harus ditempatkan sebagai gerakan nasional yang meliputi semua pihak baik pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi- organisasi kemasyaraka­tan dan lembaga swadaya masyarakat.
(9). Upaya untuk meningkatkan kemampuan berproduksi dan menciptakan nilai tambah harus diawali dengan hal-hal berikut ini:
(a). Adanya akses terhadap sumberdaya, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia yang berupa ketrampilan,
(b).  Adanya akses terhadfap teknologi, yaitu suatu kegiatan dengan cara dan alat yang lebih baik dan lebih efisien,
(c).  Adanya akses terhadap pasar, dimana produk yang dihasilkan harus dapat dijual untuk mendapatkan nilai tambah.

Dengan demikian penyediaan sarana produksi dan  peningkatan ketrampilan harus diimbangi dengan  tersedianya pasar hasil produksi secara teratur.   Hal ini juga berarti pula adanya akses terhadap sumber pembiayaan.  Oleh karena itu pengemban­gan sistem perkreditan harus diarahkan pada sistem yang mampu menjangkau masyarakat papan bawah.

B. Rasional Metoda Pengentasan Kemiskinan

Pendapatan suatu rumahtangga di pedesaan dapat diperoleh dari tiga sumber yaitu berusaha, bekerja, dan perolehan dari pemili­kan aset. Rumah tangga miskin biasanya tidak atau sangat sedikit memiliki aset yang dapat mendatangkan penghasilan. Sumber pendapatan yang pertama, yaitu berusaha dengan sekala snagat kecil-kecil dan/atau bekerja sebagai buruh, kedua hal inilah yang paling mungkin untuk ditingkatkan, terutama bagi mereka yang memang ingin bekerja dan berusaha.
Beberapa arah dari bantuan kepada masyrakat miskin adalah sbb:
(a). Pembangunan  fasilitas  yang  dapat  meningkatkan kemampuan dan kese­jahteraan orang miskin secara langsung.
       Kesejahteraan penduduk miskin sangat berkaitan dengan kemampuannya untuk mengelola sumberdaya alam dan lingkungan­nya. Oleh karena itu untuk desa yang paling miskin perlu segera dibangun fasilitas-fasilitas yang dapat meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan orang miskin, berupa prasarana sosial ekonomi, pendidikan dan pelatihan ketrampilan, keseha­tan, perumahan dan lingkungan permukiman. Disadari cara ini tidak ekslusif, keluarga yang tidak miskin juga memperoleh manfaat, dan biaya untuk keperluan ini tidak perlu diambil dari dana bantuan khsus bagi orang miskin.
(b).  Pengentasan kemiskinan melalui mekanisme pasar kerja harus dapat diciptakan dengan mendorong industri yang dapat menyerap tenaga kerja berarti industri yang menggunakan teknologi "labour using" melalui pengembangan kawasan industri milik masyarakat. Peningkatan pembangunan akan mengakibatkan permintaan terhadap tenaga kerja yang berbeda-beda tergantung dari sifat teknologi yang digunakan. Pengembangan ekonomi makro ini juga harus dijadikan strategi untuk menyerap tenaga kerja maupun pelaksanaan upah minimum yang mengarah pada kebutuhan hidup minimum yang layak.
(c).  Peningkatan pendapatan masyarakat miskin akan sulit diperoleh dari usaha peningkatan bahan pangan. Oleh karena itu program pengembangan agrokompleks harus diarahkan kepada komoditi yang mempunyai nilai ekonomis tinggi seperti tanaman hortikultura.  Permasalahannya terletak pada sektor pemasaran yang sangat lemah, karena tidak adanya integrasi dalam sisi produksi dan pemasa­ran. Program untuk produktivitas misalnya dengan penyebarluasan bibit tanaman perlu dilakukan, dengan menggalakkan model kebun bibit yang dapat disebarkan kepada wilayah miskin.


Strategi Mengatasi Kemiskinan

Penanggulangan penduduk miskin merupakan upaya untuk mengubah suatu keadaan atau kondisi masyarakat yang standar hidupnya sangat rendah pada kondisi yang lebih baik dalam artian ekonomi, sosial-budaya dan politik. Hal ini berarti menyangkut usaha-usaha pertumbuhan modal, tanaga kerja berkualitas, kesempatan kerja, perkembangan teknologi, baik yang bersifat fisik maupun non fisik.
Menurut Nasikun (1986) kerangka kebijakan pembangunan yang paling efektif untuk mengatasi kemiskinan yaitu suatu kerangka yang secara seimbang mengakomodasikan tujuan peningkatan pertumbuhan ekonomi di satu pihak dan pemertaan hasil-hasil pembangunan melalui program-program pembangunan yang bersifat distributif di lain pihak. Kerangka tersebut harus mengan­dung perpaduan yang serasi antara peningkatan dan pemantapan program- program pembangunan pertanian dan pengembangan program-program industria­lisasi yang memiliki kaitan-kaitan yang kuat dengan pengembangan sektor pertanian.
Program-program pembangunan pertanian yang perlu dimantapkan dalam rangka mengatasi masalah kemiskinan adalah penanganan masalah pasca panen, diversifikasi sub-sektor tanaman pangan, pengembangan sub-sektor peterna­kan, pengembangan sub-sektor perkebunan melalui sistem PIR-BUN. Di dalam sektor industri, prioritas yang lebih tinggi perlu diberikan kepada pengembangan sub-sektor industri berskala kecil (small scale industry) yang disentralisasikan. Selain itu diperlukan pula serangkaian kebijakan pengembangan program-program sosial berupa penyelenggaraan "relief pro­grammes" misalnya : program bantuan pangan (foo stamp programmes), pro­gram pembagian catu-pangan (free food rationing programmes) dan program subsidi karya pangan (food price subsidy programmes).
Menurut Both dan Sundrum (1982), untuk mengatasi masalah-masalah distribusi pendapatan dan kemiskinan maka perlu diperhatikan berbagai determinannya, yaitu :
1. Pemilikan, penguasaan, pengusahaan dan distribusi tanah- tanah perta­nian.
2. Perolehan (acces) lahan diantara penduduk.
3. Penggantian pemanfaatan  tenaga  kerja  dan  penggeseran tingkat upah di wilayah pedesaan.
4.  Term  of trade  sektor  pertanian,  baik  yang  bersifat barter term of trade maupun income term of trade.
5. Perolehan pekerjaan, pendapatan dan pendidikan di antara penduduk.
6. Disparitas antara perkotaan dan pedesaan.
Berkaitan dengan ke enam determinan di atas, maka menurut Both dan Sundrum, determinan-determinan utama distribusi pendapatan, perolehan tanah, tingkat pendidikan sesudah SD dan kesempatan menjadi pegawai pemerintah di Indonesia sangat menonjol perbedaannya. Jika perbedaan- perbedaan itu terus melebar maka distribusi pendapatan masyarakat Indone­sia akan semakin timpang, dan trend pertentangan sosial yang sedang berjalan akan terus berlangsung dan bahkan bisa semakin memburuk.
Oleh sebab itu, ada tiga langkah pokok yang harus diambil pemerintah dalam kebijaksa­naan pembangunannya, yaitu :
1.    Memperluas  akses terhadap sumberdaya lahan melalui kebijakan-kebijakan "land reform" yang lebih. Kebijakan  pemerintah  di  bidang pertanian harus diarahkan kepada penggunaan teknologi penambah lahan daripada teknologi pengganti tenaga kerja.
2.    Menaikkan hasil kegiatan produktif yang diterima penduduk miskin melalui penghapusan hubungan eksploitatif dalam pasar tenaga kerja dan pasar kredit.
3.    Menempatkan tenaga kerja yang sekarang bekerja dan pekerjaan yang produktifitasnya rendah, baik dalam bidang pertanian maupun bidang-bidang lainnya, ke dalam pekerjaan-pekerjaan yang tingkat produktifitasnya lebih tinggi di sektor non pertanian.


Model-Model Pemberdayaan

A. Model Program Padat Karya Agribisnis (PPKA) .
Model bantuan ini lebih bersifat konsumtif bagi tenaga kerja buruh, namun sekaligus jua untuk mendorong munculnya wirausa­ha-wirausaha kecil di pedesaan. Model ini sifatnya kemitraan antara tenaga buruh di pedesaan dengan pedagang/pengusaha agribisnis kecil di pedesaan. Tenaga buruh mendapat kesempa­tan untuk bekerja dengan upah harian yang memadai untuk menggarap lahan-lahan tidur atau lahan-lahan yang tidak tergarap, sedangkan pedagang/pengusaha mendapat bahan dagan­gan dari hasil usaha tersebut.


B. Model Pembinaan Kelompok Produktif Petani-Nelayan Kecil
Salah satu kendala serius dalam upaya mengentaskan petani dan nelayan miskin adalah karena tingginya perilaku konsumtif. Pengubahan perilaku ke arah lebih produktif memerlukan ketekunan dan upaya-upaya yang kontinyu.

C. Model SPAKU-PONPES
Model Sentra Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan (tanaman) yang melibatkan Pondok Pesantren sebagai "Change agent". Para petani berkelompok membentuk KUBA (Kelompok Usaha Bersama Agribisnis) sehingga usahatani uang dilakukan­nya mencapai sekala ekonomi.

D. Model Kelompok perguliran bantuan ternak (SPAKU ternak)
Beberapa macam model perguliran bantuan dan sistem bagi hasil ternak telah dikenal di wilayah pedesaan, terutama yang menyangkut ternak sapi potong atau sapi kereman.  Penyimpan­gan biasanya terjadi karena lemahnya pengawasan dan peman­tauan serta bimbingan kepada para pemelihara ternak. Pemberi­an bantuan bibit sapi potong diberikan kepada kelompok peter­nak yang dibentuk oleh para anggotanya sendiri dan dipimpin oleh seorang di antara mereka. Perguliran bibit ternak dapat diatur di antara anggota kelompok atau  antar kelompok. Bibit kambing atau domba dapat diberikan  secara individu kepada rumah tangga paling miskin yang diperkirakan akan menghadapi resiko terlalu besar kalau diberi bantuan bibit sapi.

E. Model Koperasi Agroindustri (KOPAGI)
Koperasi ini membina para anggotanya untuk membentuk kelompok usaha bersama agroindustri (terutama pengolahan hasil-hasil pertanian) dengan memanfaatkan kredit murah bagi para anggota koperasi (KKPA). Dalam pembinaan manajemen dan inovasi teknolo­gi, KOPAGI menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga/instansi terkait seperti BLKI, LITBANG, Perguruan Tinggi, Dinas/instansi teknis melaksanakan DIKLAT bagi anggota. Dalam hal pemasaran KPOAGI menjadi kerjasama dengan para pedagang, dan pusat-pusat pertokoan seperti WASERDA, SUPERMARKET, Kios-kios, dan lainnya. Aktivitas-aktivitas ekonomis tersebut dapat disinergiskan dalam bentuk Kawasan Industri (komoditi unggulan wilayah) Milik Masyarakat.


F.  Model Lembaga Keuangan bagi Orang Miskin   (LKOM)
Lembaga keuangan ini menyediakan kredit khusus untuk orang miskin yang telah memiliki usaha di sektor non-produksi pertani­an, bertujuan mendorong usaha berdasarkan bidangnya tanpa banyak ikut mencampuri usaha yang dilakukan. Lembaga keuangan bertujuan memberikan pelayanan kredit yang mudah walaupun tidak terlalu murah, dengan arah penggunaan yang dikehendaki oleh nasabah. Hipotesa MODEL ini adalah pada prinsipnya (a) orang miskin itu biasanya jujur, (b) dengan pelayanan yang mudah, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan nasabah - mereka akan bersedia mengembalikan kredit, (c) pelayanan kredit orang miskin membu­tuhkan biaya per unit yang cukup tinggi.

G. Model Bantuan Hibah Bersaing.
Model bantuan hibah ini lebih bersifat konsumtif atau untuk investasi sumberdaya manusia yang dampaknya berjangka panjang (pendidikan atau kesehatan). Pemberian bantuan hibah harus benar-benar bersaing, artinya harus sampai kepada kelompok orang paling miskin yang ada di desa dan benar-benar paling memerlukan. Pemilihan kelompok sasaran dilakukan dengan pendekatan partisipasi, melibatkan karang taruna atau kelom­pok dasa-wisma setempat. Salah satu teladan adalah program bantuan untuk mengatasi GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodine) dan Program Pemberdayaan Tokoh Masyarakat (PPTM).